Salah satu peternak ayam petelur di Teras, Kabupaten Boyolali, Krishandrika Immanuel Raharjo, menjelaskan harga pakan ayam saat ini sekitar Rp 7.000 per kilogram. “Naik dari harga sebelumnya yang hanya sekitar Rp 4.000 sekian. Sedangkan harga telur terendah saat ini mencapai Rp 14.000 per kilogram.
"Dengan harga sekarang, posisi hari ini (Selasa lalu) Rp 15.000 per kilogram (harga telur di tingkat peternak), kami per kilogram sudah minus. Sangat tidak menutup biaya operasional,” kata Kris.
Padahal, menurut dia, perbandingan ideal harga pakan dan harga telur adalah 1:3. Kalau harga pakan Rp 7.000 per kilogram, maka harga telur idealnya Rp 21.000 per kilogram.
Ketimpangan antara HPP dan harga telur tersebut sudah terjadi sejak pemberlakuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. “Ini terjadi sejak PPKM berlangsung. Semakin (PPKM) disambung, kami semakin berat sebab untuk menyikapinya kurang terstruktur. Sebab diperpanjang-diperpanjang, periodesasinya (PPKM) sampai kapan kami kan tidak tahu,” kata dia.
Dia berharap pemerintah bisa membantu para peternak agar dapat menjalankan usaha dengan lancar. “Tidak tahu bagaimana caranya, yang penting bahan baku pakan kami turun harga, sehingga minimal kalau terjadi penurunan harga telur, kami masih bisa mengikuti,” kata dia.
Saat ini komponen utama pakan adalah jagung sekitar 50 persen-60 persen. Seiring dengan turunnya harga telur, harga pakan yakni jagung naik dari angka sekitar Rp 4.000 menjadi sekitar Rp 7.000. Di sisi lain, komponen pakan memiliki peran 70 persen dalam penghitungan HPP.
BISNIS
Baca: Nyoman Adhi Terpilih jadi Calon Anggota BPK Usai Menang dalam Voting Tertutup