Selain karena ketersediaan SDM IT berkualitas masih sangat sedikit, perusahaan-perusahaan besar telah membajak banyak tenaga kerja ini. "Untuk bisa mengeluarkan produk hebat, tentunya butuh programmer dan data analyst yang jago," kata Jahja, dalam webinar, Selasa, 24 Agustus 2021. "Ini rambu-rambu yang berat, karena kebutuhan SDM ini sangat tinggi, banyak yang sudah dibajak."
Khusus untuk PT Bank Digital BCA, anak usaha BCA di bisnis bank digital, perseroan telah menyiapkan tambahan modal. Penambahan modal tersebut seiring dengan rencana BCA Digital dapat melantai di bursa saham dalam 1-2 tahun mendatang.
Jahja sebelumnya menyebutkan salah satu syarat perusahaan untuk melantai di Bursa yakni harus memiliki ukuran yang cukup besar. Jika ukuran terlalu kecil, kata dia, maka investor hanya memandang sebelah mata. Sebagai konsekuensinya, BCA melihat perlunya tambahan modal bagi BCA Digital agar memiliki ukuran yang lebih besar.
Adapun Jahja belum memaparkan berapa besar tambahan modal untuk bank digital tersebut. "Kita sudah persiapkan, tapi saya belum ngomong dulu jumlahnya berapa. Karena untuk bisa IPO kita harus sizeable, dan untuk sizeable kita perlu tambahan modal. Modalnya berapa tunggu tanggal mainnya," kata Jahja pada konferensi pers, Juli 2021 lalu. Per 31 Maret 2021, BCA Digital tercatat memiliki modal inti sebesar Rp 1,37 triliun.
BISNIS
Baca: RUPSLB Tetapkan TGB jadi Wakil Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia