Adapun Senior Manager Well Development PT PHR Lysa Aryanti mengatakan proses peralihan dilakukan secara intens dalam beberapa waktu terakhir. "Ini intens sekali antara pemerintah yang diwakili SKK Migas dan operator PT CPI dan Pertamina Hulu Rokan. Sudah cukup lama, dua tahun, intens pertemuan mingguan untuk membahas 'progress' dari 9 program yang kita monitor dimulai tahun lalu," kata Lysa.
Sementara itu, Manager Well Development Project PT PHR Pramudya Agus menyebutkan program yang akan dilakukan Pertamina sudah cukup banyak. Misalnya tahun ditargetkan akan ada pengeboran sebanyak 161 sumur, kemudian tahun depan ada 500 sumur untuk dibor lagi.
"Lalu project seperti water tank expansion itu sudah dicanangkan termasuk juga dari 'chemical enhance oil recovery' (EOR) itu sudah mulai dikondisikan untuk dieksekusi," ucap Pramudya.
Seperti diketahui, per Senin lalu, 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB, operasional Wilayah Kerja (WK) Rokan beralih dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) kepada KKS PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Kontrak berlaku sejak 9 Agustus 2021 hingga 20 tahun.
Chevron resmi mengakhiri eksplorasi dan produksi minyak bumi di Blok Rokan yang telah berlangsung selama 97 tahun yaitu sejak 1924 saat masih bernama Standard Oil Company of California (Socal).
Sejak pertama kali diproduksikan pada 1951 hingga 2021, wilayah kerja ini telah menghasilkan 11,69 miliar barel minyak. Pada akhir Juli 2021, rata-rata produksi Blok Rokan sekitar 160,5 ribu barel per hari atau sekitar 24 persen dari produksi nasional, dan 41 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas bumi. Blok Rokan memiliki potensi cadangan minyak sekitar 1,5 miliar - 2 miliar barel.
ANTARA
Baca: Subsidi Upah Rp 1 Juta Cair, Simak Cara Mengecek via Situs BPJS Ketenagakerjaan