“Mereka [masyarakat] percaya untuk membeli saham mereka karena Bukalapak yang pertama. Nah, kalau Bukalapak sukses setelah melantai di bursa akan meningkatkan kepercayaan GoTo untuk melantai, tetapi jika gagal GoTo pasti akan mundur atau bahkan batal [melakukan IPO],” tuturnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro mengatakan langkah IPO tidak akan membuat unicorn meninggalkan kenyamanan konsumen secara mendadak.
Dia mengamini perusahaan yang sudah IPO biasanya perlu berfokus pada keuntungan atau profitabilitas sehingga mungkin mengharuskan mereka untuk mulai menaikkan harga produk atau jasa.
“Namun, tidak sesederhana itu fitur yang menguntungkan konsumen tidak hanya keterjangkauan atau harga. Ada juga lainnya seperti pengalaman pengguna, kepuasan, fitur pilihan, dan lainnya. Itulah seninya. Jadi harus bisa balance,” katanya.
Eddi pun mengimbau platform e-commerce juga harus menggandeng pemain lain untuk membentuk ekosistem secara lebih luas atau menjadi super app. “Misalnya gandeng logistik, pembayaran, dan lainnya sehingga konsumen bisa tetap diuntungkan karena pilihan dan layanan lebih lengkap,” ujarnya.