Oleh karena itu, Repi berharap pemerintah tetap memberi izin peretail modern untuk beroperasi tanpa pembatasan yang ketat demi memperkecil risiko mandeknya pergerakan inventori. Meskipun belakangan ini kasus positif Covid-19 kembali melonjak di banyak daerah.
Di sisi lain, penjualan lewat gerai MPPA masih menjadi penyangga utama di tengah ketatnya persaingan penjualan secara daring. “Beri kesempatan ritel tetap beroperasi," tuturnya.
Pasalnya, kata Repi, industri retail selama ini telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat di toko offline. "Kami juga sudah bekerja sama dengan e-commerce, tetapi persaingan di e-commerce ini kan ketat. Sebisa mungkin kami harus mencari strategi yang tepat, mengatur harga yang tepat, dan menawarkan merchandise yang tepat untuk dijual di online,” ujarnya.
Sementara i tu, Vice President Corporate Communication PT Trans Retail Indonesia Satria Hamid mengatakan Transmart bakal memastikan perputaran barang bakal dihitung dengan cermat. Perusahaan juga akan memastikan pelayanan tetap diberikan secara prima agar masyarakat tetap nyaman bertransaksi.
Transmart, kata Satria, secara cermat menghitung inventori dan mengelola perputaran barang dengan seefektif dan seefisien mungkin di tengah lonjakan kasus Covid yang terjadi saat ini. "PSBB yang ketat jelas berpengaruh ke retail, karena itu kami akan atur stoknya dan mengecek setiap hari perputarannya,” kata katanya.
BISNIS
Baca: Deposito 20,1 Miliar Raib, YLKI Sebut Klaim BNI soal Bilyet Palsu Tak Masuk Akal