TEMPO.CO, Jakarta - Head of Corporate Communication PT Matahari Putra Prima Tbk. Fernando Repi, menceritakan panjang lebar soal pengetatan aktivitas masyarakat merespons lonjakan kasus Covid-19 yang pernah dilakukan pada kuartal kedua tahun lalu.
Saat di awal pandemi, kata Repi, dari 28.000 sampai 30.000 jenis produk yang diperdagangkan, hanya 6.000 sampai 8.000 jenis yang laku. "Terbayang bagaimana uangnya berputar jika pembatasan diterapkan dengan ketat?” katanya, Jumat, 18 Juni 2021.
Ia menyebutkan Hypermart sebagai salah satu yang ikut terpukul dengan pembatasan kegiatan tersebut. Terlebih di industri retail, turunnya jumlah pengunjung dan berimbas pada koreksi volume transaksi penjualan, pada akhirnya akan menimbulkan kemacetan perputaran stok barang.
“Retail ini kuncinya di inventori dan transaksi. Kalau kunjungan dan daya beli menurun, inventorinya bisa tinggi," tutur Repi. "Meski transaksi turun tetapi inventori jalan, sebenarnya tidak apa."
Yang jadi masalah, menurut dia, jika inventori berhenti dalam waktu lama. "Mandek sebulan, artinya mati (perputaran) uangnya di situ,” ucap Repi.
Lebih jauh ia menjelaskan, durasi maksimum perputaran barang di ritel adalah 30 sampai 45 hari. Durasi tersebut menjadi dasar penilaian apakah penjualan berjalan baik.