Di samping itu, investor masih bertaruh terhadap greenback dan tetap khawatir apakah bank sentral akan mulai menarik langkah-langkah pencairan stimulus yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Selain itu, investor masih bertanya-tanya apakah kenaikan suku bunga akan mengakhiri tren turunnya dolar selama 15 bulan.
Faktor ain, investor masih mencerna data yang dirilis Cina sebelumnya. Cina melaporkan indeks harga konsumen (CPI) mereka untuk Mei turun 0,2 persen ketimbang bulan sebelumnya. Meski demikian, indeks harga produsen (PPI) masih tumbuh lebih baik dari perkiraan, yaitu sebesar 9 persen secara year on year.
Di seberang Atlantik, investor mulai memperhatikan keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa yang akan diumumkan pada 10 Juni. Investor juga khawatir terhadap meningkatnya jumlah kasus varian Delta Covid-19 di Inggris dapat menunda langkah-langkah kebijakan pemerintah maupun bank sentral setempat.
Ibrahim memperkirakan rupiah pada perdagangan esok, Kamis, 10 Juni, masih akan dibuka fluktuatif. Namun, rupiah diproyeksikan menguat tipis pada penutupan di rentang Rp 14.230 - Rp14.280.
BACA: Indeks Dolar Melemah, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat di 14.265 per USD
FRANCISCA CHRISTY ROSANA