TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG gagal menembus level resistance 6.100 pada perdagangan sepekan lalu. Malahan, indeks tertekan lebih dari satu persen pada perdagangan kemarin.
"Sehingga hari ini cenderung mendekati support 5.950. Support berikutnya di 5.860. Terdapat level resistance di 6.030," ujar Senior Technical Portfolio Advisor PT Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Alfatih dalam keterangan tertulis, Rabu, 9 Juni 2021.
Secara sektor, kata Alfatih, IDXbasic masih dalam tren turun jangka menengah. Sementara itu, IDXfin masih cenderung melemah, dan jika terjadi rebound sifatnya jangka pendek.
Berikutnya, IDXcyc berada di level penentuan masuk area konsolidasi atau melanjutkan kenaikan sejak akhir Mei 2021. IDXener sempat dibuka menguat, tapi sentimen bearish masih kuat.
Adapun IDXhlth, menurut Alfatih, belum berhasil menembus resistance dan malah kembali mendekati support dalam pola konsolidasi sejak Maret 2021. Selain itu, IDXInfra terkoreksi setelah capai resistance, support penting ada di 910.
"IDXtech melanjutkan kenaikan dengan momentum semakin kuat, sehingga risisko koreksi semakin besar. IDXtrans penurunannya melambat mendekati support, mungkin akan konsolidasi," kata Alfatih.
Adapun pergerakan sejumlah saham adalah sebagai berikut. Tower Bersama Infrastructure Tbk alias TBIG melanjutkan kenaikan dengan order flow yang kuat. Sehingga harga saham emiten ini berpeluang menuju 3.180, dan jangka menengah ke arah 3.430 hingga 3.750. "Batas risiko jika harga turun di bawah 2.870," ujar Alfatih.
Sumber Alfaria Trijaya Tbk alias AMRT, ujar Alfatih, menguat sehingga berpeluang lanjutkan kenaikan ke arah 985-1.000 lalu 1.030. Batas koreksi normal di 930.
Berikutnya, United Tractors Tbk alias UNTR sejak pembukaan kemarin, sempat ditekan sepanjang hari. Namun, tutur dia, di pre-closing saham tersebut justru dibeli secara agresif sehingga tutup menguat ke 23.425.
"Berpeluang bergerak positif di kisaran 22.875-23.850. Jika penguatan berlanjut maka resistance selanjutnya ada di 24.600-24.875," kata dia.
Selanjutnya, Charoen Pokphand Indonesia Tbk alias CPIN mencoba tembus level penting 7.250. Jika berhasil, maka kemungkinan penguatan akan berlanjut kearah 7.450-7.725. "Batas risiko di 7.000, lalu demand area di 6.800-6.500," kata Alfatih.
Bank Central Asia Tbk alias BBCA melemah ke arah support 31.850-31.550 dalam pola upchannel sejak pertengahan April 21. Alfatih mengatakan resistance ada di 32.875-33.375.
"Batas risiko di 31.250, yang jika tertembus maka harga lanjutkan tren turun sejak awal tahun, ke arah 30.800-30.000," ujar Alfatih.
Adapun Bank Mandiri alias BMRI melemah mendekati support yang relatif kuat di 5.900. Resistance 6.510-6.325. Serta, Bank Rakyat Indonesia alias BBRI tembus support yang sekarang menjadi resistance di 4.260. Resistance berikutnya di 4.170 lalu 4.030.
Baca Juga: Samuel Sekuritas: Anjloknya IHSG Berkaitan dengan Turunnya Cadangan Devisa