Cho menyampaikan perseroan akan terus melakukan penambahan modal untuk terus mengatasi permasalahan NPL, likuiditas, dan profit.
"Memang sedikit sulit, tapi dengan KB Kookmin akan selalu senantiasa mendukung KB Bukopin dengan berbagai aksi korporasi. Ini juga untuk mengatasi permasalahan likuiditas," katanya.
Berdasarkan catatan Bisnis akhir tahun lalu, emiten berkode BBKP ini telah memperoleh suntikan dana dari KB Kookmin senilai Rp 15,52 triliun atau US$ 1,07 miliar mengacu pada kurs Rp14.500 guna memperkuat likuiditas perusahaan. Suntikan dana dari Kookmin itu untuk memperkuat rencana bisnis perseroan.
Menurutnya, dana tersebut kebanyakan dialokasikan untuk kebutuhan likuiditas perseroan. Berdasarkan catatan Bisnis, pada awal November 2020, dana yang digelontorkan Kookmin Bank mencapai US$ 780 juta. Artinya, ada penambahan dana segar sekitar US$ 290 juta di neraca Bukopin dalam sebulan terakhir.
Likuiditas sempat menjadi masalah di tubuh perusahaan akibat aksi penarikan dana nasabah. Namun, masalah itu mereda seiring dengan komitmen dari Kookmin untuk membantu likuiditas BBKP.
Setelah melakukan aksi korporasi beberapa kali, yakni rights issue dan penyertaan langsung, Kookmin pun secara mutlak menjadi pengendali Bank KB Bukopin per September 2020.
BISNIS
Baca juga: Sepakat Damai, Bosowa dan Kookmin Cabut Tuntutan dan Dukung Normalisasi Bukopin