PENGGERAK
Edwin menuturkan, di balik fluktuasi harga suatu aset pasti ada faktor penggeraknya. Sebagai gambaran aset obligasi dipengaruhi oleh nilai tukar, inflasi, dan suku bunga, sedangkan aset saham terikat sentimen makro, mikro, maupun fundamental emiten.
Untuk aset kripto, salah satu faktor penggerak utama adalah ketersediaan versus permintaan akan aset tersebut. Contohnya, ketika permintaan akan Bitcoin melonjak setelah ada pernyataan Elon Musk, maka harga aset kripto paling terkenal itu pun melambung tinggi bahkan hingga menyentuh level tertingginya.
Faktor penggerak lain adalah utilitas aset tersebut. Harga aset kripto naik ketika aset tersebut banyak digunakan oleh pelaku pasar dan akan kembali turun ketika mulai ditinggalkan.
“Kalau sepi biasanya muncul para pom-pom, entah rapper, pengusaha-pengusaha terkenal,” ujarnya.
Selanjutnya ada faktor fear and greed atau rasa takut dan serakah yang mana ketika harga kripto sedang naik maka investor akan banyak masuk dan ketika mulai terkoreksi banyak aset yang dilepas. Kemudian harga kripto juga akan dipengaruhi oleh kapitalisasi pasar tiap-tiap aset. Adapun, kapitalisasi aset ini bisa dihitung berdasarkan jumlah aset yang beredar.
“Kalau memang adrenalin bapak-ibu itu bagus, tekanan darahnya rendah, masuklah ke uang kripto. Karena itu tadi, kripto itu nggak ada batasnya. Nggak ada itu autoreject bawah 7 persen, bisa naiknya 30 persen lalu turun 25 persen,” ujar Edwin.
BISNIS
Baca juga: Mengira Pabrik Ganja, Polisi Inggris Bongkar Penambangan Bitcoin Ilegal