Adapun indeks dolar AS menuju penurunan bulanan kedua berturut-turut versus rivalnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun menjadi 1,593 persen pada Jumat pekan lalu, 28 Mei 2021. Dengan sendirinya, hal itu mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Data pada Jumat pekan lalu menunjukkan harga-harga konsumen AS melonjak pada April. Adapun inflasi melampaui target 2 persen The Fed dan merupakan kenaikan tahunan terbesar sejak 1992. Meski begitu, Gubernur The Fed, Jerome Powell telah berulang kali menyatakan bahwa inflasi yang lebih tinggi akan bersifat sementara.
Emas pun sering kali dilihat sebagai lindung nilai inflasi. Analis Commerzbank, Carsten Fritsch, menyatakan, selama The Fed menolak mengubah kebijakan moneternya dalam menanggapi kenaikan inflasi, suku bunga riil akan terus meluncur lebih jauh ke wilayah negatif. "Ini yang merupakan kabar baik untuk emas," katanya.
Adapun fokus investor minggu ini adalah pada data penggajian AS pada Jumat mendatang, 4 Juni 2021, dengan perkiraan median menunjukkan mereka akan menambahkan 650.000 pekerjaan. Selain harga emas, harga logam mulia lainnya seperti perak untuk penyerahan Juli naik 0,45 persen menjadi US$ 28.140 per ounce. Angka tersebut merupakan kenaikan bulanan tertinggi sejak Desember tahun lalu.
ANTARA
Baca: Harga Emas Antam Stabil Rp 965 ribu per Gram di Saat Emas Dunia Terus Menanjak