TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas dunia menguat pada perdagangan terakhir Senin (Selasa pagi WIB) dan mengincar level psikologis baru US$ 2.000 per troy ounce. Reli harga komoditas tersebut diperkirakan bakal mencapai kenaikan bulanan terbesar sejak Juli 2020.
Penguatan harga emas terjadi saat greenback menuju penurunan bulan kedua sementara meningkatnya tekanan inflasi juga mengangkat daya tarik emas. Emas spot naik 0,3 persen menjadi diperdagangkan di US$ 1.907,90 per ounce pada pukul 05.38 GMT. Adapun harga spot telah naik hampir 7,9 persen sepanjang bulan ini.
Sedangkan emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange untuk penyerahan Agustus naik 0,22 persen menjadi US$ 1.909,50 per ounce. Tidak ada harga penyelesaian karena sebagian besar pasar di Amerika Serikat dan Inggris tutup pada Senin, 31 Mei 2021, untuk hari libur umum.
Managing Partner di SPI Asset Management, Stephen Innes, menyatakan penguatan emas terimbas oleh melamahnya kurs dolar AS. "Dolar tetap melemah, itu cukup mendukung. Emas bullish sekarang mengincar 2.000 dolar, dan sebagian besar berpikir itu akan naik jauh lebih tinggi," ucapnya.