TEMPO.CO, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk. menyatakan penjualan aset perseroan melalui Indonesia Authority Investment (INA) memiliki potensi yang besar. Perseroan menilai keberhasilan penjualan aset tersebut membuat perseroan dapat membangun setidaknya 1.000 kilometer jalan tol.
Direktur Operasi II Waskita Karya Bambang Rianto menargetkan dapat mendapatkan dana segar senilai Rp20 triliun dari penjualan 12 ruas tol perseroan pada INA. Adapun, total ruas tol yang dimiliki Waskita saat ini sekitar 17 ruas. "Dengan debt to equity ratio di posisi 3-4 persen, dengan Rp20 triliun kami bisa leverage kemampuan kami 3-4 kali untuk mengerjakan infrastruktur. Jadi, kami bisa mengerjakan infrastruktur [sampai] Rp60 triliun dan bisa bangun 1.000 kilometer tol lagi," katanya di Jakarta, Jumat 7 Mei 2021.
Bambang menilai ke-12 ruas milik perseroan telah layak untuk diambil alih oleh investor asing melalui INA. Menurutnya, saat ini INA berminat untuk menyewa 6-12 ruas tersebut untuk segera diakuisisi atau dibeli oleh investor. Dia berharap akuisisi tersebut dapat teralisasi pada tahun ini agar perseroan memiliki kemampuan untuk membangun infrastruktur lain pada 2022.
Bambang mengatakan pihaknya saat ini sangat membutuhkan pembiayaan berkelanjutan agar dapat segera melakukan divestasi. “Tahun ini kami merencanakan ada 9 ruas yang didivestasikan. Satu ruas sudah deal dan sudah kami eksekusi, 1 ruas dalam proses. Kemudian tiga ruas kami divestasi dengan pola share-swap,” katanya.
Adapun, divestasi 5 ruas tol pada 2020 yang urung terjadi membuat beban keuangan perseroan kian berat. Seperti diketahui, pandemi Covid-19 memukul perekonomian sehingga investor banyak yang menunda keputusannya termasuk dalam hal menyerap saham ruas tol.