TEMPO.CO, Jakarta - Super Air Jet, sebuah perusahaan maskapai penerbangan anyar, tengah bersiap lepas landas di dunia penerbangan Indonesia. Maskapai ini didirikan pada Maret 2021 dan telah memiliki kode penerbangan “IU” dari IATA (Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional) dan “SJV” dari ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional).
Pengamat penerbangan Alvin Lie melihat langkah perusahaan itu luar biasa lantaran dalam lebih dari sepuluh tahun terakhir tidak ada pemain baru di dunia penerbangan. "Saya melihat kehadiran Super Air Jet menunjukkan kejelian pengusaha untuk membeli pesawat atau mengadakan pesawat dengan harga yang sangat murah," ujarnya kepada Tempo, Selasa, 4 Mei 2021.
Pasalnya, selama pandemi ini, menurut Alvin, banyak maskapai yang mengembalikan pesawat dan tidak mampu melanjutkan kontraknya. Bahkan, ada perusahaan yang tidak mampu membayar sewa pesawatnya. Karena itu perusahaan leasing juga perlu mencari penyewa atau pembeli baru, tentu dengan harga yang atraktif.
Pada tahap awal, Super Air Jet bakal mengoperasikan armada Airbus 320-200 yang berkapasitas 180 kursi kelas ekonomi. Menurut Alvin, pesawat ini terkenal irit dan efisien dalam hal bahan bakar, sehingga cocok untuk maskapai LCC.
Mengenai potensi pasar LCC di tengah pagebluk ini, Alvin mengatakan kebutuhan bepergian akan selalu ada. Dengan turunnya daya beli lantaran pandemi, ia melihat konsumen akan lebih sensitif terhadap harga.
"Mereka rela mengorbankan kenyamanan dan pada saat ini lah LCC akan lebih atraktif bagi pengguna jasa penerbangan," ujar Alvin. Kendati demikian, harga bukan menjadi satu-satunya faktor untuk menggaet penumpang. Rute, jadwal, dan frekuensi penerbangan, menurut dia, juga akan menjadi faktor penentu.