Pandemi, kata dia, telah memberikan dampak negatif yang berlapis bagi perekonomian Bali. Sebab kegiatan Pulau Dewata bertumpu pada sektor pariwisata dan turunannya dengan kontribusi rata terhadap perekonomian rata-sebesar 30,3 persen.
Selama wabah berlangsung, yakni pada 2020 hingga Februari 2021, okupansi tamu hotel berbintang di seluruh Bali mengalami penurunan tajam. Jika sebelum pandemi rata-rata tingkat kunjungan hotel di Bali mencapai lebih dari 65 persen, saat wabah terjadi, angka okupansi tersebut anjlok hingga mendekati 0 persen.
Tingkat okupansi hotel terendah tercatat pada Mei dan Juni 2020. Selama dua bulan, tingkat keterisian kamar hotel di Pulau Dewata hanya 2,07 persen atau turun jauh dari Januari 2020 yang mencapai 59,29 persen.
Penurunan okupansi hotel didorong oleh berkurangnya jumlah wisatawan, khususnya wisatawan asing. Sementara itu, kunjungan wisatawan domestik juga tidak mampu mendongkrak kegiatan pariwisata karena pergerakan masyarakat dalam negeri masih dibatasi.
Sri Mulyani berharap sejumlah upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah, seperti relaksasi pinjaman bagi sektor hotel restoran kafe, dapat memberikan optimisme untuk pelaku usaha.
Selain itu, Sri Mulyani menekankan pentingnya penguatan sektor lain di luar pariwisata yang berkontribusi pada perekonomian, seperti pertanian dan industri pengolahan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Luhut Ungkap Penyebab Vaksinasi di Bali Terlambat 2 Bulan