"Yang jelas bukan hanya sektor hotel, tapi akan berimbas ke sektor lain, retail pasti terpukul, transportasi juga," katanya.
Dalam kondisi normal sebelum pandemi, hotel-hotel yang berada di tempat tujuan orang-orang biasa mudik sambil berwisata seperti Bandung, Solo, Malang dan Yogyakarta rata-rata punya tingkat okupansi 70-90 persen saat libur lebaran.
"Kalau sekarang mungkin hanya separuhnya," kata dia.
Agen wisata sudah mulai mempromosikan mengganti suasana dari bekerja dari rumah menjadi bekerja dari hotel. Dia belum tahu apakah hal tersebut bisa diadaptasi bulan depan sehingga masyarakat bisa tertarik untuk melewatkan bulan puasa di hotel.
"Yang kita lihat, orang lebih tertarik untuk ke luar kota kalau work from hotel, bukan di tempat yang sama dengan rumahnya, jadi cenderung ke luar kota."
Saat ini, yang paling penting adalah menggerakkan orang untuk mau beraktivitas. Itulah alasannya PHRI dan Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menggandeng AirAsia Indonesia untuk meluncurkan paket liburan terjangkau sebagai bentuk dukungan terhadap pemulihan ekonomi.