Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini bergerak ke zona merah. IHSG terpantau jeblok 0,18 persen atau 11,58 poin ke level 6.336,25 pada pukul 10.05 WIB, setelah dibuka melemah tipis 0,03 persen atau 1,82 poin ke level 6.346,01 pada awal perdagangan.
Pergerakan IHSG ini di antaranya masih dipengaruhi oleh sentimen imbal hasil obligasi AS dan pandangan The Fed yang cenderung dovish. Siang ini, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 46 poin atau 0,32 persen ke level Rp 14.456 per dolar AS pada pukul 11.21 WIB. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,009 poin atau 0,01 persen ke level 91,853 pada pukul 11.15 WIB.
Adapun nilai tukar rupiah menyentuh posisi Rp 14.476 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor). Angka itu melemah 64 poin atau 0,44 persen dari posisi kemarin.
Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah terpantau melemah 55 poin atau 0,38 persen ke level Rp 14.465 per dolar AS pada pukul 10.10 WIB, setelah dibuka di level Rp 14.420 per dolar AS.
Sementara indeks dolar AS yang mengukur pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,03 poin atau 0,04 persen ke level 91,89. Mata uang Garuda kembali kehilangan tenaganya setelah terapresiasi pada perdagangan kemarin.
Macroeconomic Analyst Bank Danamon Irman Faiz menjelaskan penguatan rupiah pada hari kemarin didorong oleh apresiasi pelaku pasar setelah mendengar komentar dovish dari Bank Sentral AS (Federal Reserve) dan keputusan suku bunga dipertahankan di level 3,5 persen oleh Bank Indonesia.
Irman juga memperkirakan rupiah bisa kembali menguat bila pada kenaikan yield obligasi AS pada akhirnya dapat membuat kondisi keuangan di AS mengetat. "Sehingga The Fed melakukan intervensi atau BI lebih agresif dalam triple intervention-nya,” ucapnya,
BISNIS
Baca: IHSG Jeblok ke Level 6.322,6, Apa Saja Faktor Pemicunya?