Untuk menjaga kinerja positif, Arviyan mengatakan perusahaan menempuh cara mengefisienkan ongkos produksi. Menurut catatan, dari efisiensi yang dilakukan, perusahaan bisa menghemat Rp 825 miliar baik di sisi operasional maupun bidang lainnya.
Selain itu, perusahaan menetapkan strategi dengan mengutamakan penjualan batu bara ke pasar domestik untuk memenuhi kebutuhan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Perusahaan juga berfokus mendorong ekspor batu bara dengan kalori tinggi untuk tujuan Jepang, Cina, dan Taiwan.
Arviyan melanjutkan, seiring dengan pemulihan ekonomi, harga batu bara acuan mulai membaik. “HBA mulai naik dan rata-rata tiga bulan terakhir dan posisinya sudah di US$ 59,65 per ton,” katanya.
PT Bukit Asam berharap dengan program vaksinasi yang sudah mulai berjalan, pergerakan aktivitas ekonomi akan semakin membaik. Dengan demikian, dampaknya ke industri batu bara, baik ekspor maupun penjualan domestik, akan turut positif.
BACA: PT Bukit Asam Bagikan Dividen Rp 3,65 Triliun ke Pemegang Saham
FRANCISCA CHRISTY ROSANA