TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memimpin rapat pembangunan infrastruktur dan transportasi Daerah Istimewa Yogyakarta berbasis energi hijau. Luhut mengatakan pembangunan tersebut harus mempertimbangkan aspek keekonomian dan lingkungan.
“Kita perlu mengusahakan agar pembangunan-pembangunan ini dapat selesai tahun 2024, sekalipun nantinya memerlukan pengembangan lebih lanjut. Saya berpesan agar pembangunan infrastruktur harus mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan tetap menjaga lingkungan,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis pada Kamis petang, 4 Maret 2021.
Dalam rapat itu terdapat enam agenda pembangunan yang disorot. Pertama, pengembangan Bandara Internasional Yogyakarta atau YIA. Luhut memandang perlunya proyek pengendalian banjir di YIA. Di bandara tersebut, ancaman banjir disebabkan oleh kapasitas saluran drainase yang tidak mampu menampung debit banjir Sungai Bogowonto dan Serang.
Proyek pengendalian banjir ini bertujuan untuk mengamankan kawasan strategis YIA dari banjir seluas 600 hektare serta kawasan pertanian dan pemukiman seluas 2.000 hektare. Selain itu, Luhut melihat perlunya alternatif moda transportasi untuk menuju ke bandara YIA, seperti kereta api bandara.
Kedua, proyek Jalan Tol Jogja-Bawen, Jalan Tol Solo-Jogja-Kulon Progo, Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS), Jalan Temon (Kulon Progo)-Borobudur, dan Jalan Prambanan-Gading.