2. Rencana kunjungan Tesla
Kendati telah merencanakan kunjungannya ke Tanah Air pada awal tahun ini, kedatangan anak buah Elon Musk itu masih terus ditangguhkan hingga kini. Sedianya, perusahaan milik Elon Musk itu dijadwalkan datang ke Indonesia pada Januari 2021, namun kemudian ditunda ke Februari 2021 dan kembali ditangguhkan. "
Jadi bukan batal, hanya ditangguhkan karena restriksi pembatasan kunjungan orang asing," ujar Jodi Mahardi kepada Tempo, Selasa, 2 Februari 2021. Pemerintah sebelumnya memperpanjang larangan warga negara asing (WNA) masuk ke Indonesia hingga 8 Februari 2021. Hal ini dilakukan untuk menekan tingkat penularan kasus Covid-19 di Indonesia.
Kendati demikian, Jodi mengatakan pemerintah tetap menjalin komunikasi dengan perusahaan otomotif asal Amerika Serikat, Tesla, terkait peluang berinvestasi di Tanah Air. "Komunikasi dengan Tesla tetap berlangsung melalui virtual," ujar dia.
Kala itu, Jodi mengatakan tim Tesla sedang mempelajari berbagai peluang investasi di Indonesia, mulai dari pertambangan hingga produksi baterai lithium dan baterai kendaraan listrik. Di samping juga peluang kerja sama lain seperti starlink dan hyperlink.
"Ya pastinya mereka akan mengirim tim ke Indonesia, namun situasi pandemi secara global memang berpengaruh terhadap jadwalnya," tutur Jodi.
3. Pemerintah terima proposal dari Tesla
Pemerintah RI mengumumkan telah menerima proposal investasi dari Tesla, Jumat, 5 Februari 2021. Proposal investasi dari perusahaan yang dipimpin Elon Musk itu diterima pada Kamis.
"Minggu depan kami akan ketemu mereka mendapatkan penjelasan resmi secara langsung," kata Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto dalam konferensi video, Jumat.
Sebelumnya, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan proposal itu dikirimkan setelah pemerintah menggelar sedikitnya enam kali video call dengan pihak Tesla.
Kendati tengah mendalami proposal tersebut, Seto mengatakan belum bisa mengungkapkan rinciannya kepada publik. Pasalnya ia mengatakan Tesla adalah perusahaan publik yang cukup ketat mengenai pengumuman investasi tersebut.
"Saya tidak bisa buka detailnya. Dari sisi mereka juga sangat sensitif. Mereka tidak mau dibuka dulu kepada publik, karena mereka perusahaan publik yang strict pada hal-hal seperti itu," ujarnya.
Secara umum proposal yang diajukan Tesla antara lain mengenai proyek baterai lithium serta Energy Storage System atau ESS. ESS yang dikembangkan Tesla, kata Seto, adalah semacam baterai isi ulang dengan kapasitas besar mencapai puluhan hingga seratusan megawatt.