"Komplotan ini sudah secara terencana menargetkan sejumlah rumah ibu saya yang sudah tua," kata Dino.
Ia mengatakan kasus pertama terjadi sejak tahun lalu. Pada kasus rumah ketiga, ia mengatakan para pelaku lapangan sempat tertangkap oleh polisi.
"Cuma setelah ketangkap mereka dibebaskan setelah dua bulan. Tapi bosnya belum ketangkap," kata Dino.
Ia pun mempertanyakan komitmen kepolisian dalam mengusut kasus ini. Kasus rumah keempat alias kasus terakhir yang menimpanya, juga telah dilaporkan pada kepolisian. Petugas polisi pun telah datang ke rumahnya untuk meminta keterangan.
Namun Dino meminta agar polisi tak setengah-setengah dalam menggarap kasus ini. "Tak cukup hanya menangkap yang di bawah. Yang di atasnya itu ada orangnya. Dalangnya ada, dan dia bermain di semua rumah," kata Dino.
Dia mengatakan dari keempat kasus yang terjadi pada dirinya, ada kesamaan modus dan bahkan pelaku yang sama. Dino pun mengatakan komplotan sertifikat rumah keluarga dia, kini sudah mulai bisa teridentifikasi.
Di Twitter-nya, Dino bahkan meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Kapolda Metro Jaya agar ikut memperhatikan masalah mafia tanah ini.
"Saya mohon perhatian Gubernur @aniesbaswedan + Kapolda Metro untuk meringkus semua komplotan mafia tanah yang kiprahnya semakin rugikan + resahkan rakyat," kata Dino Patti Djalal yang juga mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat tersebut.
HENDARTYO HANGGI | EGI ADYATAMA
Baca: BPN Jawab Isu Penarikan Sertifikat untuk Diubah jadi Sertifikat Tanah Elektronik