Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap lahirnya Bank Syariah Indonesia sebagai bank syariah terbesar nasional, betul-betul mampu menggerakkan sektor riil termasuk kelompok usaha kecil menengah.
Menurutnya, bank syariah memiliki posisi yang sangat unik di dalam industri keuangan. Bank syariah berpedoman pada prinsip-prinsip syariah yang menonjolkan aspek keadilan, aspek profit loss sharing antara shahibul maal dan mudharib.
Dengan prinsip tersebut secara teoritis bank syariah seharusnya memiliki bisnis model yang resilience berdaya tahan, di mana pada saat kondisi risiko dan ekonomi yang memburuk, tidak akan mendapatkan negative spread seperti yang dialami oleh bank konvensional.
Bank Syariah Indonesia merupakan merger tiga bank Badan Usaha Milik Negara, yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS).
Adapun komposisi pemegang saham terbesar jatuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan porsi 51,2 persen saham. Diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen, dan publik 4,4 persen.
Bank Syariah Indonesia Tbk efektif beroperasi hari ini, 1 Februari 2021. Bank Syariah Indonesia akan melakukan kegiatan usaha di lebih dari 1.200 kantor cabang dan unit eksisting dengan 20 ribu lebih pegawai.
HENDARTYO HANGGI I BISNIS I ANTARA
Baca juga: Jokowi Resmikan Bank Syariah Indonesia, Wimboh: Sudah Ditunggu