TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Wimboh Santoso mengatakan senang dengan lahirnya PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Dia mengatakan lahirnya bank syariah terbesar di Indonesia ini sudah ditunggu semua pihak.
"Lahirnya sudah lama ditunggu masyarakat, karena bank ini diharapkan akan dapat memberikan layanan produk dengan kualitas prima, biaya murah, jaringan luas, serta memiliki prinsip syariah," kata Wimboh dalam video yang dirilis OJK, Senin, 1 Februari 2021.
Baca Juga: Diresmikan Jokowi, Saham Bank Syariah Indonesia Menguat 18 Persen
Hal itu dia sampaikan usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Wimboh menyampaikan beberapa pesannya untuk perkembangan Bank Syariah Indonesia. Menurutnya, momentum penggabungan tiga bank syariah BUMN harus dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi keuangan syariah nasional.
"Dengan penduduk sebanyak 272 juta orang, yang mengharapkan produk syariah yang lebih baik, BSI ini akan memberikan fokus pada pembiayaan masyarakat kecil melalui program UMKM dalam mendukung pembangunan nasional," ujarnya.
Wimboh juga berharap Bank Syariah Indonesia mampu meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia. Caranya melalui berbagai platform ekosistem keuangan syariah yang sedang dibangun dengan teknologi.
Dia menilai ekosistem keuangan syariah akan sejalan dengan industri halal, serta pembinaan masyarakat kecil di daerah.
OJK kata Wimboh, telah melakukan berbagai dorongan lahirnya bank syariah dengan skala ekonomi yang lebih besar melalui kebijakan.
Bank Syariah Indonesia merupakan merger tiga bank Badan Usaha Milik Negara, yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS).
Adapun komposisi pemegang saham terbesar jatuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan porsi 51,2 persen saham. Diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen, dan publik 4,4 persen.
Bank Syariah Indonesia Tbk efektif beroperasi hari ini, 1 Februari 2021. Bank Syariah Indonesia akan melakukan kegiatan usaha di lebih dari 1.200 kantor cabang dan unit eksisting dengan 20 ribu lebih pegawai. Adapun per Desember 2020, tiga bank syariah BUMN peserta merger tersebut memiliki total aset Rp 240 triliun, pembiayaan Rp 157 triliun, dan Dana Pihak Ketiga(DPK) Rp 210 triliun, serta total modal inti Rp 22,6 triliun.