TEMPO.CO, Jakarta - Industri dana pensiun menilai investasi di pasar modal masih dapat dioptimalkan dengan memanfaatkan penurunan harga saham untuk menyeimbangkan portofolio investasi.
Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri Lubis menyatakan bahwa investasi di instrumen saham secara fundamental diposisikan sebagai investasi jangka panjang. Strategi itu menyasar pertumbuhan jangka panjang, yang memiliki peluang imbal hasil lebih baik meskipun volatilitasnya tinggi.
“Beberapa data menunjukkan untuk jangka panjang investasi di pasar saham jika dilakukan dengan proper, analisa yang memadai, terutama fundamental, dapat memberikan hasil yang lebih tinggi daripada instrumen pasar uang,” ujar Suheri pada Kamis 28 Januari 2021.
Karakteristik itu pun membuat lembaga jasa keuangan perlu melihat maksud dan tujuan investasinya. Menurut Suheri, industri dana pensiun yang berorientasi pemenuhan liabilitas jangka panjang cocok untuk berinvestasi di pasar modal, karena dapat memberikan imbal hasil lebih baik.
Berdasarkan statistik dana pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2020, industri dana pensiun mencatatkan penempatan investasi di saham senilai Rp32,13 triliun. Jumlah itu mencakup 10,5 persen dari total investasi industri senilai Rp305,8 triliun.