TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional menargetkan pertengahan tahun ini uji klinis vaksin Merah Putih rampung dan bisa diproduksi massal pada akhir 2021.
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) Ali Ghufron Mukti mengatakan pemerintah saat ini tengah berfokus pada 5 poin utama terkait dengan pengembangan vaksin Merah-Putih.
“Progresnya sekarang sudah sesuai target kami, memang kami mulai agak lambat bila dibanding Cina. Paling tidak di pertengahan 2021 akan uji klinik dan akhir tahun ini diharapkan telah mendapatkan emergency use authorization [EUA] jadi sudah bisa produksi [massal],” katanya dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2021, Selasa, 26 Januari 2021.
Dia melanjutkan pemerintah tengah mempercepat proses pengembangan vaksin Merah Putih dengan menggandeng sejumlah perguruan tinggi beserta sejumlah korporasi swasta di bidang farmasi.
Sejumlah pihak yang terlibat, antara lain LBM Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institute Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada. Sementara dari sektor farmasi, pemerintah melibatkan PT Kalbe Farma Tbk., Biotis, dan Tempo Scan.
Adapun untuk proses dari Eijkman diperkirakan Maret 2021 benih vaksin sudah dapat diberikan ke PT Bio Farma (Persero) untuk tahapan uji klinik dan produksi.