Aktivitas itu disampaikan oleh perusahaan jasa energi Baker Hughes pada Jumat, 22 Januari 2021. Namun, pasokan minyak mentah AS secara keseluruhan tersebut masih 52 persen di bawah periode sama tahun lalu.
Sebelumnya, pemulihan permintaan bahan bakar di Cina telah ikut mendorong kenaikan harga minyak mentah akhir tahun lalu. Sementara Amerika Serikat dan Eropa tertinggal, tetapi tren kenaikan permintaan itu memudar karena gelombang baru kasus Covid-19 telah memicu lockdown di sejumlah negara.
Departemen Transportasi AS sebelumnya melaporkan bahwa trafik perjalanan di negara tersebut turun 11 persen pada November tahun lalu. Penurunan itu lebih tajam dari data selama Oktober ketika kasus virus Corona meningkat.
Adapun analis energi di Commerzbank Research, Eugen Weinberg, menyebutkan kekhawatiran tentang permintaan telah kembali menjadi fokus di pasar dan mempengaruhi harga minyak. "Tingginya angka kasus baru corona, lambatnya kemajuan vaksinasi dalam beberapa kasus dan pembatasan mobilitas yang lebih ketat dan lebih lama di Eropa membebani sentimen investor," katanya.
ANTARA
Baca: Arab Saudi Janji Pangkas Produksi, Harga Minyak Naik Pecahkan Rekor 11 Bulan