TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pendanaan global, Global Environment Facility (GEF) Council, mendanai proyek perikanan darat di Indonesia. Pendanaan perikanan ini bagian dari 13 proyek Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dengan nilai mencapai US$ 78,5 juta.
Proyek tersebut rencananya dilakukan di 16 negara, termasuk Indonesia. Direktur Jenderal FAO QU Dongyu mengatakan kerja sama dengan GEF akan membuka peluang bagi negara-negara maupun komunitas dunia mencapai pembangunan yang lebih inklusif.
“Ada kebutuhan mendesak untuk menciptakan jalur pembangunan yang lebih baik dan ramah lingkungan, dan kemitraan antara FAO dan the GEF dapat menciptakan peluang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu, 19 Desember 2020.
Proyek-proyek GEF dan FAO akan menjawab krisis lingkungan global yang mempengaruhi produktivitas dan keberlangsungan sistem pertanian, perikanan, serta kehutanan.
Sebanyak 16 negara yang bakal terlibat dalam proyek global itu ialah Afghanistan, Azerbaijan, Benin, Brazil, Chili, Fiji, Indonesia, Madagaskar, Meksiko, Nikaragua, Pakistan, Filipina, Kepulauan Solomon, Tajikistan, Vanuatu, dan Venezuela.
Proyek ini digadang-gadang mampu memberikan manfaat bagi 480 ribu orang di dunia. Keberlangsungan proyek juga akan memulihkan lebih dari 340 ribu hektar lahan yang terdegradasi, meningkatkan pengelolaan 7,4 juta hektare bentang darat, melestarikan 5,2 juta hektare kawasan lindung darat dan laut, serta memitigasi 12,4 juta ton emisi gas rumah kaca.