TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menggagalkan penyelundupan ekspor benih lobster di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Ahad, 6 Desember. Nilai 42.500 ekor benih bening lobster yang diselundupkan itu ditengarai mencapai Rp 1,3 miliar.
"Sebanyak 41.500 benur jenis pasir dan 1.000 ekor jenis mutiara. Tinggal dikalikan saja pungutannya," ujar Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Bea dan Cukai Syarif Hidayat saat dihubungi pada Senin, 7 Desember 2020.
Sumber Tempo yang mengetahui alur penyelundupan ekspor benur mengatakan harga jual benur jenis pasir senilai Rp 30 ribu per ekor. Sedangkan dengan benur mutiara seharga Rp 90 ribu per ekor. Bila dihitung, nilai penyelundupan 42.500 ekor benur jenis pasir dan mutiara berjumlah Rp 1,3 miliar.
Sumber yang sama mengatakan, saat ekspor dilegalkan, nilai pungutan untuk tiap-tiap ekor benur jenis pasir sebesar Rp 1.000. Sementara itu, pungutan benur jenis mutiara Rp 1.500 per ekor.
Lantaran revisi peraturan tentang pendapatan negara bukan pajak (PNBP) belum terbit, Kementerian Kelautan dan Perikanan menggunakan harga patokan. Eksportir membayar pungutan melalui bank garansi atau bank penjamin.
Tiga pelaku telah ditangkap dalam praktik penyelundupan ekspor benih lobster di Batam. Penangkapan pelaku bermula dari adanya laporan terhadap rencana kegiatan ekspor benih lobster secara ilegal. Benih lobster tersebut dikirim ke Vietnam lewat Batam dan Singapura.