Penutupan aktivitas juga dilakukan di Kota New York, Amerika Serikat dengan menangguhkan pengajaran secara langsung mulai Kamis untuk menekan penyebaran Covid-19. Selain itu, Australia Selatan memberlakukan lockdown untuk mengekang wabah COVID-19 baru di negara bagian itu, yang membayangi data tenaga kerja positif yang dirilis pada hari sebelumnya.
Selain kasus Covid-19, Ibrahim berujar sentimen yang membayangi pergerakan rupiah juga mengenai Inggris dan Uni Eropa yang menemui jalan buntu untuk mencapai kesepakatan perdagangan sebelum masa transisi Inggris Raya meninggalkan blok ekonomi berakhit pada 1 Januari 2021.
Investor juga, tutur dia, melihat Data klaim pengangguran Amerika Serikat, yang diharapkan akan menentukan langkah The Fed selanjutnya.
Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) dari 4 persen menjadi 3,75 persen pada November 2020.
Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing turun 25 bps menjadi 3 persen dan 4,5 persen. "Di luar dugaan," kata Ibrahim.