TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan hampir 50 juta keluarga di desil terbawah telah menerima bantuan sosial dari pemerintah. Bantuan ini termasuk stimulus tambahan yang dianggarkan dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
“Kalau dilihat sebetulnya lebih dari 39 juta keluarga sudah menerima bantuan. Kalau ditambah BLT (bantuan langsung tunai) desa 7,6 juta; jadi hampir 50 juta penerima mendapatkan bantuan sosial,” ujar dia dalam rapat kerja dengan DPR pada Kamis, 12 November 2020.
Sri Mulyani menerangkan pemerintah telah memperluas jangkauan stimulus bagi masyarakat hingga akhir 2020. Berdasarkan rinciannya, terdapat sembilan jenis bantuan sosial yang dianggarkan dalam APBN 2020.
Program itu meliputi bantuan program keluarga harapan atau PHK untuk 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), program kartu sembako untuk 19,4 juta KPM, bantuan sembako Jabodetabek untuk 1,9 juta KPM, bansos tunai non-Jabodetabek untuk 9,2 juta KPM, dan bantuan tunai peserta sembako non-PKH untuk 9 juta KPM. Kemudian, bantuan beras peserta PKH untuk 2 juta KPM, bantuan usaha mikro untuk 9,1 juta penerima, Kartu Prakerja untuk 5,5 juta penerima, dan BLT desa untuk 7,6 juta penerima.
Anggaran sosial dalam alokasi PEN telah terserap 77,3 persen atau Rp 181,11 triliun hingga 9 November 2020. Anggaran bantuan sosial menjadi salah satu penopang bagi penyerapan PEN secara keseluruhan.
Adapun secara kumulatif, pemerintah menganggarkan dana PEN sebesar Rp 995,2 triliun dalam APBN tahun ini. Sri Mulyani menjelaskan, dari total anggaran PEN, pemerintah telah menyerap 55,1 persen atau Rp 383,01 triliun.