Berdasarkan lini bisnis, Parwanto menunjukkan kontribusi bisnis konstruksi dan energi paling dominan sebesar 90 persen diikuti properti sebesar 9 persen dan sisanya dari lini bisnis lainnya.
Sedangkan dari tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru pada bulan lalu berasal dari proyek gedung sebesar 36 persen, MRT sebesar 19 persen, jalan dan jembatan sebesar 22 persen, serta proyek infrastruktur lainnya 23 persen.
“Berdasarkan segmentasi kepemilikan, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 77 persen, BUMN sebesar 17 persen, sementara swasta/lainnya sebesar 6 persen,” ungkap Muljadi.
Pada tahun ini, ADHI menargetkan kontrak baru dapat diraih sekitar Rp25 triliun hingga Rp27 triliun setelah mempertimbangkan dampak pandemi.
Pada sisa kurang lebih dua bulan ini, Direktur Keuangan Adhi Karya A. A. Gede Agung Dharmawan menyampaikan ada sejumlah kontrak baru dari berbagai proyek yang berpotensi didapatkan perseroan dengan nilai mencapai Rp18,2 triliun yang berasal mulai dari pengerjaan jalan tol hingga proyek reguler seperti revitalisasi bangunan.