Sehingga, kebun yang ada tersebar di berbagai titik dengan skala kecil dan varietas tanamannya berbeda-beda. Sehingga, panen yang dihasilkan tidak seragam dan tidak bisa diserap industri off-tacker.
Karen menyebut selama ini telah membina petani supaya bisa ekspor. Caranya dengan mengubah pola pikir mereka untuk memilih varietas tertentu yang bisa diserap off-tacker.
"Ini sulitnya setengah mati," kata Karen yang juga perwakilan negara Asia Tenggara pada The International Association of Horticultural Producers (AIPH) ini.
Padahal, kata Karen, saat ini pasar untuk ekspor hortikultura sangat terbuka lebar. Sampai saat ini, Ia menyebut defisit neraca perdagangan hortikultura saja sudah mencapai Rp 23 triliun.
FAJAR PEBRIANTO