TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terkoreksi sekitar 18 persen sepanjang periode berjalan 2020 yang berakhir Oktober 2020. Namun, menurutnya pasar modal Indonesia telah bangkit dari titik terendah pada Maret 2020.
“Kalau sejak IHSG terendah 24 Maret 2020 ya kita sudah lumayan pulih. Kita terendah IHSG 3.937,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu, 1 November 2020.
IHSG menutup sesi perdagangan Oktober dengan koreksi 0,31 persen ke level 5.128,225 pada Selasa, 27 Oktober 2020. Secara year to date, pergerakan masih terkoreksi 18,59 persen dengan total net sell atau jual bersih investor asing Rp 47,299 triliun.
Inarno menilai kondisi yang terjadi di bursa Amerika Serikat (AS) dan Eropa akan berpengaruh terhadap perdagangan perdana November 2020. Menurutnya, kejatuhan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) akan berpengaruh ke seluruh negara.
Dia menyebut pemilihan presiden Amerika Serikat (pilpres AS) akan berlangsung dalam waktu dekat. Agenda itu menurutnya akan berpengaruh terhadap pasar modal.
“Kita tunggu election sebentar lagi kan, biasanya ada euforia, Dow akan perkasa,” ujarnya.