Pada operasi gabungan tersebut, pemerintah Jawa Barat mendistribusikan diantaranya 26.700 alat Rapid Test, 14.400 VTM penyimpan sampel swab, serta 1.935 Alat Pelindung Diri (APD). “Rapid test ini hanya untuk screening saja,” kata Daud.
Daud mengatakan, Rapid Test acak di gelar di 54 titik yang tersebar di 14 kabupaten/kota. Sejumlah lokasi wisata menjadi sasaran diantaranya kawasan Lembang Bandung Barat, Ciwidey Kabupaten Bandung, pemandian air panas Ciater di Subang, kawasan Puncak Bogor, serta kawasan pantai selatan Jawa Barat. Hasilnya mendapati sejumlah wisatawan reaktif.
Di Bogor misalnya, Rapid Test acak yang dilakukan di sejumlah lokasi pada 50 orang wisatawan reaktif. Seluruhnya langsung mengikuti tes usap atau swab PCR. “Hasilnya kita masih menunggu. Biasanya 3-4 hari keluar hasil swab-nya. Mudah-mudahan tidak banyak yang positif,” kata Daud.
Tes acak serupa juga dilakuan di Pangandaran pada 77 orang wisatawan, lalu di salah satu pesantren di Cirebon pada 100 orang penghuninya.
“Di Pangandaran juga ada rapid testing Rapid, reaktfinya hanya 1 orang dan langsung di swab. Di Cirebon di sebuah pesantren ada 100 kita melaksanakan testing, dan 0 yang reaktif, tapi atas permintaan pengurus panitia waktu itu ada 7 orang minta di swab. Hasilnya belum ada,” kata Daud.