Dalam konferensi pers, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra Saleh Atmawidjaja menjelaskan kembali bahwa tol ini bertujuan untuk mengurangi V/C Ratio alias kapasitas jalan. "Karena daerah barat dan timur ini kan padat sekali, macetnya sangat parah," kata dia.
Selain itu, Endra mengatakan 6 tol dalam kota ini bertujuan untuk melengkapi sistem jalan bebas hambatan di Jakarta. Mulai dari tol dalam kota yang sudah eksisting, hingga Jakarta Outer Ring Road (JORR). "ini melengkapi struktur tersebut," kata dia.
Adapun rincian dari keenam ruas tol ini yaitu:
1. Tol Semanan-Sunter (20,23 km)
2. Tol Sunter- Pulogebang (9,44 km)
3. Tol Duri Pulo-Kampung Melayu (12,65 km)
4. Tol Kemayoran-Kampung Melayu (9,6 km)
5. Tol Ulujami-Tanah Abang (8,7 km)
6. Tol Pasar Minggu-Casablanca (9,2 km)
Pada 2018, Anies menyatakan menolak pembangunan 6 jalan tol dalam kota. Namun, dia tidak mengetahui alasan berlanjutnya proyek ini. Anies berujar proyek tersebut diambil alih oleh pemerintah pusat sebelum dia dilantik menjadi gubernur atau tak lama seusai pilkada DKI 2017.
"Malah justru pertanyaannya ke (pemerintah) pusat, ada apa? Kok harus ditarik (jadi proyek strategis nasional)," kata Anies.
Terakhir, Anies pasrah setelah 6 tol ini masuk dalam proyek strategis nasional. Walau ikut aturan, Anies mengklaim tetap akan menyampaikan aspirasinya ke pemerintah pusat.
"Karena Jakarta punya masalahnya sendiri, aspirasi itu nanti kita akan sampaikan," kata Anies di tahun tersebut.
FAJAR PEBRIANTO