“Pendaftaran yang mudah ini sangat penting untuk memberikan akses yang luas bagi masyarakat terhadap aneka pelatihan dalam rangka mendukung cita-cita SDM Unggul, Indonesia Maju,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Sabtu, 26 September 2020.
Program Kartu Prakerja yang secara resmi mulai menerima pendaftaran pada 11 April 2020 hingga gelombang 9 telah menyerap 98 persen dari total target penerima Kartu Prakerja tahun 2020. Total penerima Kartu Prakerja setelah ditutupnya pendaftaran gelombang 9 pada 21 September telah mencapai 5.480.918 atau 98 persen dari total kuota tahun 2020 yang sebesar 5.597.183 orang.
3. Ada Penerima yang Dicabut Kepesertaannya
Sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor 11 tahun 2020, setiap penerima Kartu Prakerja wajib menggunakan bantuan untuk mengikuti pelatihan pertama dalam waktu 30 hari sejak menerima Kartu Prakerja. Apabila tidak melakukan hal ini, maka kepesertaannya akan dicabut.
Hingga Sabtu, 26 September 2020, telah ada 189.436 orang yang dicabut kepesertaannya atau setara dengan 3,46 persen dari total penerima Kartu Prakerja gelombang 1-9 yang berjumlah 5.480.918 orang. Dari pencabutan kepesertaan ini, sejumlah Rp 672.497.800.000 telah dikembalikan ke Rekening Kas Umum Negara (RKUN). Komite Cipta Kerja akan memutuskan berapa dan kapan dana yang kembali ke RKUN ini akan dipulihkan dan dialokasikan kepada peserta lainnya.
4. Penggunaan Insentif Kartu Prakerja Variatif
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program kartu Prakerja Denni Purbasari mengatakan para penerima kartu prakerja menggunakan dana insentifnya untuk memenuhi kebutuhan di tengah pandemi. Misalnya, untuk membeli pangan hingga kebutuhan transportasi.
"Membantu kebutuhan masyarakat di masa sulit," kata dia dalam konferensi video, Selasa, 15 September 2020. Berdasarkan survei yang dilakukan manajemen, 96 persen dari insentif itu dipakai untuk membeli bahan pangan. Selain itu, 75 persen penerima Kartu Prakerja mengatakan untuk membayar listrik, 69 persen untuk beli bensin atau solar, 68 persen untuk beli pulsa atau paket internet, serta 60 persen untuk transportasi.
Namun demikian, Denni mengatakan apabila dilihat per provinsi, penggunaan insentif tersebut cenderung berbeda-beda. "Misalnya DKI, top 5 dari Rp 600.000 adalah untuk bayar cicilan motor, ada yang untuk bayar utang, untuk modal usaha. Jadi tiap provinsi beda-beda respons dari penerima Kartu Prakerja," kata Denni.
5. Sebagian Penerima Insentif Sudah Kembali Bekerja
Berdasarkan survei dari Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, sedikitnya 35 persen peserta penerima fasilitas tersebut mengatakan sudah kembali bekerja maupun memulai usaha baru.
"Dari 35 persen menyatakan dulunya menganggur pada Februari 2020, namun sekarang telah bekerja, berwirausaha, dan sebagainya," ujar Denni Purbasari, Selasa, 15 September 2020. Hasil tersebut didapatkan dari survei evaluasi pertama yang disebar kepada 450.000 peserta yang telah menyelesaikan keseluruhan user journey.
Berdasarkan demografinya, manajemen mencatat rata-rata umur penerima Kartu Prakerja adalah di bawah 35 tahun dengan mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA ke atas. Namun demikian, Denni mengatakan bahwa ada pula penerima dengan latar belakang pendidikan SD dan SMP.
Baca: Calon Peserta Gagal 3 Kali Daftar Kartu Prakerja, Ini Cara Agar Berikutnya Lolos