"Kami berupaya untuk tetap positif, kami memiliki sejumlah skenario jadi diperkirakan kurang lebih negatif 0,5 persen sampai dengan positif 0,5 persen. Jadi kami berupaya tetap berusaha untuk terjadi pertumbuhan positif 0,5 persen, ini ekspektasi kami dengan segala upaya hingga akhir tahun ini," kata Syofvi.
Menurut dia, beberapa bulan penjualan kelistrikan PLN membaik dan kemungkinan negatifnya tinggal sekitar dua persen saat ini.
Kendati demikian Syofvi juga mengakui bahwa ketika pertama kali pandemi menghantam Indonesia, PLN mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga negatif 10 persen.
"Jadi memang ketika pertama kali pandemi COVID-19 ini terjadi pada 2-3 bulan pertama, permintaan kami turun cukup signifikan hingga negatif turun 10 persen, yang mana ini tidak pernah kami alami dan dampaknya cukup sulit bagi PLN," katanya.
Menurut dia, hal tersebut tidak hanya dialami oleh PLN namun semua perusahaan utilitas di dunia ini mengalami kontraksi signifikan yang sangat drastis.
ANTARA
Baca juga: Ada Diskon, 367 Ribu Pelanggan PLN Daftar Tambah Daya Listrik