Di sisi lain, laju inflasi pada kelompok kesehatan dan perawatan pribadi justru tercatat cukup tinggi. hal ini, menurutnya, menggambarkan permintaan naik dan harga meningkat.
"Sangat wajar sepanjang pandemi kebutuhan menjaga kesehatan menjadi sangat tinggi sehingga produk kesehatan lebih mahal dan permintaan lebih banyak," ujar Faisal. "Selain itu, penjualan kendaraan bermotor dan penumpang pesawat ini masih mengalami kontraksi dalam walaupun dalam beberapa bulan terakhir sudah agak mending."
Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat secara month to month (mtm) Agustus 2020 mengalami deflasi sebesar 0,05 persen. "Angka ini akan menentukan pertumbuhan ekonomi (PE) pada triwulan tiga nanti," kata Kepala BPS Suhariyanto saat konferensi pers secara daring, Selasa 1 September 2020.
Dengan akan deflasi pada Agustus 2020, Suhariyanto mengatakan telah terjadi deflasi kedua kali pada tahun ini. Sebelumnya terjadi deflasi pada Juli 2020 dengan nilai 0,1 persen. Berdasarkan pemantauan BPS pada 90 kota, Suhariyanto mengatakan 53 kota mengalami deflasi serta sisanya mengalami inflasi.
Sejauh ini, Suhariyanto melihat memang tren dari kebanyakan negara sedang terjadi deflasi. Hal itu, kata dia, memang menunjukkan perlambatan ekonomi akibat dari dampak pandemi Covid-19 yang menghantam sisi permintaan dan persediaan (supply and demand).
Baca juga: Permintaan Melemah, Inflasi Sepanjang 2020 Diperkirakan Turun jadi 2,5 Persen
CAESAR AKBAR | EKO WAHYUDI