Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga memprediksi pertumbuhan ekonomi berada di kisaran minus 1,1 hingga positif 0,2 persen pada keseluruhan 2020.
"Berdasarkan data hingga bulan Juli dan Agustus kami perkirakan pertumbuhan ekonomi 2020 akan lebih rendah dari perkiraan bulan Maret April yang lalu," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 1 September 2020.
Pada Maret-April, Sri Mulyani menyampaikan ke DPR, bahwa perkiraan pertumbuhan ekonomi 2020 adalah pada kisaran minus 0,4 persen hingga positif 2,3 persen.
Sebelumnya Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo, Sutrisno Iwantono, menyebutkan Indonesia tak mungkin bisa menghindari resesi. Pada kuartal I tahun 2020 sebenarnya pertumbuhan ekonomi sudah minus dibandingkan kuartal IV tahun 2019.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II tahun 2020 juga mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen. “Triwulan III ini juga akan negatif. Tapi ini harus dipertahankan. Kami mendorong agar tidak terjadi krisis ekonomi,” kata Sutrisno pada diskusi virtual, Rabu, 2 September 2020.
Sutrisno menjelaskan bahwa resesi tidak menjadi masalah besar. Alasannya semua negara mengalaminya. Akan tetapi, dia berharap jangan sampai terjadi krisis ekonomi. "Kalau krisis membuat ekonomi anjlok luar biasa. Ini yang harus ditolong untuk jangka pendek,” katanya.
Baca: Pengusaha: Resesi Tak Bisa Dihindari, Asal Jangan Krisis Ekonomi