Dalam hitungannya, perusahaan memperkirakan total pendapatan di tahun 2020 bakal turun 25-50 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Adapun laba bersih diperkirakan turun kurang dari 25 persen. Total pendapatan dan laba atau rugi itu didasarkan pada periode 30 Juni 2020 dibandingkan periode serupa tahun 2019.
Perusahaan juga memastikan pandemi tidak berdampak pada pemenuhan kewajiban keuangna jangka pendek seperti utang usaha, utang bank, kupon ataupun pokok obligasi serta MTN.
Plaza Indonesia juga menjalankan sejumlah strategi agar tetap bertahan di tengah pandemi, misalnya dengan fokus kepada keselamatan penyewa, pengunjung, dan para tamu. Selain itu perusahaan menekan biaya-biaya operasional serta melakukan negosiasi dengan para pemasok.
Perusahaan juga mempertahankan penyewa dengan memberikan keringanan pelunasan; melakukan manajemen arus kas keluar yang ketat; dan pencairan fasilitas pinjaman yang tersedia, serta membantu penyewa juga untuk dapat melakukan penjualan dengan online system (untuk retail) dan takeaway (untuk F&B), serta melakukan efisiensi dan evaluasi berkesinambungan.
"Saat ini, kami juga telah membuka kembali pusat perbelanjaan dan pusat perkantoran pascaPSBB dengan menerapkan serta melakukan sosialisasi, memberikan simulasi dan standard operating procedure kepada seluruh penyewa untuk melakukan protokol pasca PSBB atau yang disebut ”new normal”.
Dengan begitu, Plaza Indonesia berharap pasca PSBB, penyewa dapat siap untuk kembali melakukan bisnisnya serta memberikan kenyamanan dan keselamatan juga kepada para pengunjung, para tamu dan semua pihak yang terkait.
Baca: Mertua Syahrini Raup Rp 165 M Setelah Lepas Seluruh Sahamnya di Plaza Indonesia