“Salah satu program yang kami luncurkan di tengah pandemi ini adalah trial UPR, tol udara dengan rute berbasis satelit atau performance-based navigation [PBN route], Continue Climb Operation (CCO) dan Continue Descent Operation (CDO) serta penerapan no delay departure. Seluruh prosedur ini membuat pesawat udara jarang berhenti baik di darat maupun di udara, sehingga dapat menghemat penggunaan avtur,” kata Endaryono.
AirNav Indonesia juga aktif melakukan pertemuan bilateral dan regional melalui daring dengan penyedia layanan navigasi penerbangan negara lain.
“Pada pertemuan tersebut kami berbagi informasi mengenai penanganan Covid-19 pada industri penerbangan di negara lain. Selain itu kami juga memperbarui informasi mengenai kebijakan pembukaan izin kunjungan dari dan ke negara lain, sehingga meningkatkan jumlah penerbangan,” ujarnya.
AirNav melayani navigasi penerbangan di 285 titik layanan di seluruh Indonesia. Selain itu, AirNav juga melakukan pelayanan navigasi penerbangan di sejumlah ruang udara negara lain. Luas ruang udara Indonesia adalah 1.476.049 NM, sementara AirNav melayani Flight Information Region (FIR) seluas 2.219.629 NM.
Baca juga: Jokowi Resmikan Tower AirNav di Bandara Kulon Progo, Ini Keunggulannya