"Tantangan ini kami hadapi dan selesaikan sehingga beberapa tahun ke depan [Indonesia] jadi negara yang mampu sebagai maritim terbesar di dunia. Biaya logistik 23,2 persen RPJMN 2020 lalu biaya logistik negara lain sudah sampai ke 4—5 persen," katanya.
Agung menegaskan bahwa guna menurunkan biaya logistik, pemerintah perlu bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan karena kelemahan selama ini adalah kebiasaan masing-masing yang membuat tidak berkesinambungan.
Dia mengemukakan bahwa pemerintah menyiapkan NLE (national logistic ecosystem), sebuah platform integrasi bagi seluruh pemangku kepentingan sehingga kebutuhan dokumen dapat dilakukan dalam sekali isi dengan prinsip berbagi data.
Langkah ini dimulai di Pelabuhan Batam dan akan dilanjutkan ke sejumlah pelabuhan hub lain, seperti Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, Bitung, hingga Sorong.
Di sisi lain, Agung menjelaskan bahwa pemerintah juga mencanangkan Indonesia menjadi bagian dari rantai pasok global. "Kalau bermain di wilayah Indonesia, Asean, kikta bukan jadi negara maritim terbesar dunia, ini harus kita tunjukkan kita mampu," tuturnya.