Pada sisi Belanja Negara, Fitra menduga pemerintah ingin kembali berfokus pada infrastruktur. Hal itu terlihat dari Belanja di Kementerian PUPR yang naik sangat signifikan hingga Rp 149,8 triliun. Kenaikan ini hampir 100 persen dibanding outlook APBN 2020 dan menjadi belanja terbesar K/L.
Dia khawatir anggaran itu digunakan untuk melanjutkan proyek Ibu Kota Baru, meski tidak dinyatakan saat pidato presiden. Padahal dia menilai persoalan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional masih compang-camping.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaparkan asumsi indikator ekonomi makro dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021. Salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan mencapai 4,5-5,5 persen pada tahun depan.
"Tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi sebagai motor penggerak utama," ujar Jokowi dalam pidato penyampaian keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-undang tentang APBN Tahun Anggaran 2021 beserta nota keuangannya, di Kompleks Parlemen, Jumat, 14 Agustus 2020.
Tahun depan, Jokowi memastikan pemerintah akan menjaga inflasi pada kisaran 3 persen. Tingkat inflasi tersebut dijaga guna mendukung daya beli masyarakat. Adapun rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp 14.600 per dolar Amerika Serikat.
HENDARTYO HANGGI | CAESAR AKBAR
Baca juga: Cara Jokowi Kejar Penerimaan Perpajakan Rp 1.481,9 T pada 2021