Selain itu, angka ini menjadi yang tertinggi selama lima tahun terakhir, menilik NPF tertinggi sebelumnya hanya berada di angka 3,45 persen pada Mei 2017.
Namun demikian, Suwandi optimistis angka NPF yang terus memuncak ini tak akan berlangsung hingga akhir tahun atau memiliki titik balik untuk turun lagi pada semester II/2020.
Peluangnya pun besar karena kegiatan ekonomi mulai pulih lagi selama masa transisi menuju new normal, sementara permintaan restrukturisasi mulai melandai, sehingga kualitas kredit nasabah sudah mulai bisa dipetakan lebih jelas.
Terkini, tugas pelaku multifinance tinggal meneliti betul bagaimana kualitas kredit bagi nasabahnya yang tak masuk restrukturisasi, serta memperketat seleksi kredit baru sehingga kualitas kredit terus terjaga.
"Mudah-mudahan sejak Juni 2020 ke depan ini sudah mulai bangkit. Mudah-mudahan semua orang bisa kembali bekerja, usaha bangkit, aktif lagi membayar cicilan. Karena restrukturisasi juga masih proses, maka angka NPF gross pasti memang naik. Tapi untuk NPF net, kami yakin masih di bawah 2 persen," tutupnya.