Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Harga Minyak Melemah 5,75 Persen ke Level USD 26,71 per Barel

image-gnews
Kilang minyak Arab Saudi. Sumber: EPA/dailymail.co.uk
Kilang minyak Arab Saudi. Sumber: EPA/dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah melemah pada perdagangan awal pekan ini setelah adanya penundaan pertemuan produsen utama dunia untuk membahas pembatasan produksi komoditas itu. Keraguan atas prospek kesepakatan juga meningkat setelah Amerika Serikat memutuskan tidak akan menyepakati apa pun.

Data Bloomberg menunjukkan harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak Mei 2020 melemah 5,75 persen ke level US$ 26,71 per barel pada pukul 09.19 WIB. Sedangkan minyak Brent untuk kontrak Juni 2020 melemah 3,52 persen ke level US$ 32,91 per barel.

Pertemuan virtual aliansi OPEC+ yang semula dijadwalkan pada hari ini, Senin, 6 April 2020 ditunda hingga Kamis depan. Hal ini karena Arab Saudi dan Rusia masih berdebat mengenai siapa yang harus disalahkan atas jatuhnya harga minyak.

Sebenarnya ada sejumlah perkembangan menuju kesepakatan pada hari Ahad kemarin, namun kurangnya partisipasi dari AS menjadi batu sandungan. Meskipun awalnya menyerukan kesepakatan, Presiden Donald Trump pada hari Sabtu menggambarkan OPEC sebagai kartel dan mengancam tarif impor minyak. Trump kemudian mengatakan bahwa pengenaan tarif tersebut belum mendesak.

Perundingan kali ini bertujuan untuk memangkas produksi sekitar 10 juta barel per hari atau setara dengan 10 persen dari produksi global. Namun upaya tersebut diragukan karena wabah virus Corona (Covid-19) telah melumpuhkan ekonomi global.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

International Energy Agency mengatakan bahwa pengurangan produksi terdalam dalam sejarah industri minyak tidak akan mampu menstabilkan pasar minyak karena permintaan telah tertekan akibat wabah Corona.

Sementara itu, analis komoditas senior di Australia & New Zealand Banking Group Ltd, Daniel Hynes memperkirakan tercapainya kesepakatan produksi minyak mentah masih sangat rendah. “Tentu perjanjian yang diperlukan untuk menstabilkan pasar adalah perjanjian jangka panjang, mengingat besarnya tekanan terhadap permintaan," kata  Hynes, seperti dikutip Bloomberg.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Ilustrasi mata uang dolar.  REUTERS/Guadalupe Pardo
Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.


Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

6 hari lalu

Kilang Minyak Pertamina Dumai. antaranews.com
Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.


Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

7 hari lalu

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854


Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

7 hari lalu

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.


Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

10 hari lalu

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

Analis menyebut harga minyak alami kenaikan akibat konflik Iran-Israel.


Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

10 hari lalu

Ilustrasi Emas Batangan. TEMPO/Tony Hartawan
Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.


Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

34 hari lalu

Kilang minyak  Omsk, Rusia, 1 Desember  2020. REUTERS/Alexey Malgavko
Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

Pejabat Ukraina menyebut serangan terhadap fasilitas energi Rusia sejalan dengan praktik terbaik NATO.


FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

34 hari lalu

Petugas memadamkan api yang membakar depot minyak di kota Shakhtarsk (Shakhtyorsk) dekat Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia, 27 Oktober 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

Amerika Serikat mendesak Ukraina untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia.


Wamen BUMN Tiko Sebut Harga BBM Masih Terjaga, Pemerintah Pantau Terus

51 hari lalu

20_ekbis_kilangbalikpapan
Wamen BUMN Tiko Sebut Harga BBM Masih Terjaga, Pemerintah Pantau Terus

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut, harga BBM masih terjaga. Harga minyak mentah masih terpantau sekitar US$ 82 per barel.


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

51 hari lalu

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.