"Pasar dalam dua pekan kedepan akan memperhatikan pernyataan Presiden Donald Trump yang mengatakan mereka bersiap dengan lonjakan kasus virus corona baru dalam dua pekan ke depan," kata Hans.
Menurut dia, pejabat Gedung Putih memproyeksikan angka kematian akan mencapai antara 100.000 dan 240.000 kematian di AS dengan perkiraan puncaknya selama dua minggu ke depan. Sebagian besar data yang keluar lantas mengkonfirmasi dampak buruk COVID-19 terhadap perekonomian AS dan Dunia.
"Indeks manufaktur ISM turun menjadi 49,1 di Maret dari 50,1 pada Februari. Klaim awal tunjangan pengangguran naik menjadi 6,65 juta dari sebelumnya 3,3 juta pengangguran AS pada pekan terakhir Maret, data ini kembali mencatatkan rekor tertinggi," kata Hans.
Di sisi lain, Hans melihat data lapangan kerja AS turun 701.000 pada Maret dan tingkat pengangguran naik menjadi 4,4 persen. Lockdown di sebagian wilayah lantaran COVID-19 membuat ekonomi Negeri Abang Sam menjadi berat dan ini akan dikonfirmasi oleh data-data yang keluar di kemudian ahari.
"Ditambah dengan lonjakan kasus COVID-19 membuat kami perkirakan indeks di Wall Street akan cenderung tertekan pekan depan (pekan ini)," ujar Hans.