“Oleh karena itu, menjaga kepercayaan diri investor asing agar tidak panik menjual dolar AS menjadi sangat penting dan keluar dari pasar Indonesia. Harus dipaparkan bahwa pasar Indonesia masih sangat menarik sebagai tempat berinvestasi,” ujar Josua saat dihubungi Bisnis.com, Senin.
Josua menjelaskan bahwa investor asing harus terus diingatkan berbagai alasan Indonesia merupakan pasar yang menarik seperti rentan suku bunga acuan antara AS dan Indonesia serta yield obligasi Pemerintah AS dan Indonesia yang masih cukup besar.
Komitmen Bank Indonesia untuk terus hadir di pasar pun juga tampak dan seharusnya menambahkan kepercayaan investor asing di pasar dalam negeri.
Belum lagi, kondisi cadangan devisa (cadev) saat ini yang cenderung stabil yang juga harus diperhatikan oleh investor asing. Adapun, per Februari 2020, tercatat hanya turun tipis US$ 1,3 miliar menjadi hanya US$ 130,4 miliar.
Langkah pemerintah yang terus berupaya memutus rantai penyebaran virus corona atau COVID-19 juga dapat menjadi sinyal bagi investor asing bahwa Indonesia cukup serius mengurangi risiko dampak penyebaran terhadap ekonomi dalam negeri.
Selama kepercayaan diri dan minat investor asing terhadap aset berisiko tetap rendah, Josua menilai pelemahan rupiah masih akan terjadi dan terbuka lebar untuk penurunan yang tajam.
BISNIS | ANTARA