TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara atau BTN (Persero) Tbk tengah mengkaji sejumlah benefit yang diperoleh bila perseroan melakukan aksi korporasi buyback saham atau pembelian kembali saham mereka. Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansyuri mengatakan rencana itu tengah dibahas di level dewan direksi dan komisaris.
"Kami masih proses untuk berbicara dengan komisaris. Kami kaji bagaimana buyback bisa memberi benefit, khususnya ke karyawan supaya mereka lebih semangat," ujar Pahala di kantor Tempo, Selasa, 10 Maret 2020.
Pahala mengatakan aksi buyback saham perseroan mungkin akan terwujud dalam satu hingga dua bulan mendatang. Adapun menurut dia, buyback saham merupakan peluang yang baik bagi perusahaan untuk mengembalikan kepercayaan pasar di tengah melorotnya indeks harga saham gabungan atau IHSG belakangan ini.
Dengan buyback, Pahala menjelaskan perusahaan dapat mengembalikan return bagi para pemegang saham. "Karena dengan menurunnya laba, dividen juga akan turun. Jadi ini peluang yang baik," tuturnya.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya telah memerintahkan 12 perusahaan pelat merah melakukan buyback saham dalam waktu dekat. Aksi ini diperintahkan langsung Erick setelah anjlok 6 sampai 7 persen.
“Sudah diputuskan kami akan buyback saham,” kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, kemarin.
Selain itu, Arya menyebut ada BUMN yang merasa nilai fundamental perusahaan mereka melebihi nilai transaksi di pasar. Sehingga, Kementerian pun segera mengumpulkan BUMN yang bakal akan melakukan buyback. “Mudah-mudahan bisa memperbaiki kinerja pasar kita terhadap isu yang ada,” kata dia.
Pada 9 Maret 2020, IHSG anjlok hingga lebih dari 6 persen karena dipicu sentimen negatif global. IHSG ditutup melemah 361,73 poin atau 6,58 persen ke posisi 5.136,81. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 73,28 poin atau 8,26 persen menjadi 813,75.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | FAJAR PEBRIANTO