Untuk konstruksi tahun berjalan di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, kata dia, WIKA menggelontorkan hingga Rp 15,6 triliun. "Itu khusus biaya konstruksi bagian kami. Ada pengerjaan tiang rel, gelagar beton juga sebagian sudah diselesaikan."
Tempo belum berhasil menghubungi manajemen KCIC hingga berita ini ditulis. Adapun Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri, bulan lalu mengungkapkan potensi biaya tambahan atau overrun tak bisa diperkirakan lantaran tahap konstruksi sarana belum dimulai. "Kalaupun ada over, belum keliatan lah," katanya.
Komisaris PT KCIC, Tumiyana, memastikan perusahaan menyiapkan dana cadangan jika terdapat overrun. Namun, dia belum membeberkan jumlah dan sumber cadangan tersebut. "Pasti selalu disiapkan karena ada overrun akibat inflasi tahun berjalan, masih kami evaluasi besarannya," kata Tumiyana yang juga menjabat Direktur Utama WIKA.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra Saleh Atmawidjaja, mengatakan lembaganya menunggu penyelesaian dokumen manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) baru dari KCIC. Penataan ulang proyek, kata dia, diawasi langsung oleh Direktorat Jenderal Bina Marga PUPR. "Semoga selesai lebih cepat dari tenggat waktu penangguhan ini. Kontraktor mereka sudah profesional," ucapnya.
Dalam evaluasi itu, Endra melanjutan, kementerian PUPR meminta penataan di sekitar akses keluar masuk tol, pengelolaan drainase, serta pengaturan tumpukan material yang bisa memicu banjir. "Masalah izin pilar penunjang di KM 3+800 ruas Jakarta-Cikampek juga harus diurus, komite keselamatan pasti memberi waktu."
YOHANES PASKALIS