TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hingga saat ini masih lantang menolak wacana ekspor benih lobster yang akan dilakukan pemerintah. Selama ini sikapnya selalu dituangkan melalui akun sosial media Twitter pribadi miliknya.
Seperti halnya ia mengomentari salah satu artikel media daring yang menulis soal ekspor benih lobster bisa meningkatkan ekonomi nelayan. Hal tersebut tidak bisa diterima Susi. "Yang menilai siapa pak Jawa Pos ????," tulis Susi melalui akun Twitter @susipudjiastuti, Jumat, 14 Februari 2020 dengan menautkan tautan berita tersebut.
Kemudian pada cuitannya yang lain, Susi menjelaskan bahwa tata cara eksploitasi dengan cara ekstraktif harus ditinggalkan, karena yang harus dijadikan asas industri sumber daya alam Indonesia adalah keberlanjutan terutama. Karena dengan begitu maka sumber daya tersebut bisa dimanfaatkan secara terus menerus.
"Ingat generasi bangsa ini masih harus ada sampai beribu generasi kemudian," cuit Susi pada 11 Februari 2020.
Selanjutnya Susi juga mengomentari salah satu artikel media cetak nasional yang berjudul Keran Ekspor Benih Lobster akan Dibuka. Dia menjelaskan jangan pernah berfikir dan memutuskan dengan ilmu yang telah dibelokan guna mendapatkan keuntungan sesaat. "Jangan pernah kita berpikir dan menjustifikasi dengan ilmu yang kita belokan hanya untuk Keuntungan hari ini. Kita ambil dan habiskan warisan sumber daya laut anak cucu cicit kita. Tidak boleh dan tidak boleh, kita tidak berhak mengambilnya hari ini, karena itu milik mereka," ujar Susi dengan melampirkan tangkapan layar artikel tersebut.
Sebelumnya, ia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pernyataan Ketua Komisi Pemangku-Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP2-KKP) Effendi Gazali tentang kondisi bibit lobster di Indonesia dan kemungkinan pemerintah membuka keran ekspor. Hal itu ia ungkapkan kala mengomentari sebuah video yang menampilkan pernyataan Effendi di media sosial.
"Keilmuan tinggi seorang guru besar doctor dalam menjustifikasi/memperlihatkan/meninggikan/membenarkan ignorances (ketidaktahuan) untuk pembenaran ekspor bibit lobster," tulis Susi sambil menyertakan tautan video pernyataan Effendi melalui akun media sosialnya.
Susi mengaku kecewa terhadap pernyataan Effendi tersebut. Menurut Susi, sebagai seorang doktor, Effendi semestinya tidak membenarkan bibit lobster untuk diekspor. "Saya tidak berilmu. Dan saya berduka," tutur Susi, menyindir.
EKO WAHYUDI | FRANCISCA CHRISTY ROSANA